Fate, Love, and Temptation 5

Author : Tsalza Shabrina
A/N : Aku mohon jangan jadi silent reader ya^^ karna setiap komentar kalian adalah penyemangat tersendiri buatku untuk melanjutkan FF ini 🙂 (NO COPAS) Happy read ^-^

———

“Ternyata kau sudah menikah.” Ucap Kyuhyun yang tengah duduk disofa dengan wajah bertanya-tanya. Kikwang menghembuskan napas beratnya kesal, ini sudah ke-3 kalinya Kyuhyun mengatakan hal itu. Seolah masih harus memastikan lagi, lagi dan lagi.

“Iya, Cho Kyuhyun! Kau tidak lihat istriku yang duduk disampingku ini?” Shin Ji Eun tersenyum canggung.

“Aku harap kau dapat tutup mulut tentang ini.”

“Aku tahu, aku juga mengerti apa yang tengah kau rasakan” Rin Hyo menatap Kyuhyun dengan gerak cepat. Tiba-tiba ia merasa sulit bernapas, ucapan Kyuhyun seolah mengartikan bahwa ia juga sudah menikah.

“Kau sudah menikah?” Shin Ji Eun ikut membuka suara, kedua mata Ji Eun dan Rin Hyo menatap Kyuhyun harap-harap cemas. Kyuhyun tertawa ringan.

“Tentu saja belum, apa aku terlihat seperti itu?” Tanpa Ji Eun dan Rin Hyo sadari mereka menghela napas lega. Sedangkan Kikwang hanya tersenyum tipis.

“Ahaha, tentu saja tidak!” Kikwang tertawa hambar.

“Em, tapi bagaimana bisa kau tiba-tiba datang bersama Sam Rin Hyo?” Kyuhyun melirik sebentar kearah Rin Hyo lalu kembali menatap Kikwang.

“Aku hanya mengantarnya pulang. Dan aku lupa tak membawa alat penyamaran.”

“Ahh, begitu ya?”

“Tapi, oppa… em, maksudku Cho Kyuhyun-ssi” Ji Eun menghembuskan napas beratnya sejenak saat menyadari ia salah mengucap kata. Ia begitu familiar dan terbiasa dengan panggilan itu.

“A—apa kau tidak pernah mengenal kami sebelumnya?” Kyuhyun mengerutkan dahinya bingung. Sedangkan atmosfir ruangan tengah itu mendadak hening seketika.

“Ahaha, lupakan saja! Aku hanya asal bicara.”

“Ji Eun-ah, bisakah kita bicara sebentar.” Ucapan Kikwang itu membuat Shin Ji Eun dengan cepat beranjak dan mengikuti Kikwang kearah dapur. Membuat Rin Hyo dan Kyuhyun hanya terdiam berdua tanpa tahu apa yang harus dilakukan.

“Cho Kyuhyun-ssi, aku merepotkanmu ya?” tanya Rin Hyo pelan. Kyuhyun mendecih pelan.

“Kalau sudah tahu kenapa bertanya” Kini Rin Hyo yang mendecih sebal.

“Itu juga salahmu sendiri tiba-tiba berniat mengantarku pulang.”

“Aku hanya berusaha bersikap baik”

“Tch, terserah saja!” ucap Rin Hyo pasrah. Hening lagi, Kyuhyun berdehem pelan untuk memecah keheningan.

“Tentang foto itu, kau mendapat itu dari mana?” Rahang Rin Hyo mengeras, merasa Kyuhyun mengangkat pembicaraan yang sedikit sensitif untuknya.

“Saat itu, kita berlibur ke Jepang bersama. Kita berfoto disana dan pastinya kau menyimpannya juga jika kau masih mengingatku.”

“Dulu memang aku sempat terlibat kecelakaan yang membuatku amnesia.”

“Aku tahu, bahkan sangat tahu.” Suara Rin Hyo terdengar bergetar saat mengatakan itu. Ingatannya kembali pada saat itu, dan membuat perasaan bersalah itu menghampirinya lagi.

“Maafkan aku,” Rin Hyo menunduk seraya menggigit bibirnya kuat. Menahan air mata yang hampir saja keluar dari kedua matanya.

“Maaf? Untuk apa?” alis Kyuhyun terangkat bingung.

“Maafkan aku! Maafkan aku” racau Rin Hyo pelan.

“Apa kau tidak mengingatku sama sekali? Kau tidak ingat mereka juga?” Tanya Rin Hyo, mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Entahlah, aku tidak mengingat kalian sama sekali.” Rin Hyo menghembuskan napas berat.

“Saat di KwangEun high school. Kau benar-benar tidak mengingatnya?” Otak Kyuhyun berputar mencoba mencari-cari memori yang mungkin masih terselip dicelah-celah otaknya. Namun, sia-sia saja. Ia tidak dapat menemukan apapun.

“Aku tidak mengingat apapun!”

“Kau hanya tidak berusaha mengingatnya Kyu! Tapi hatimu, hatimu masih mengingatku dan mereka.” Kyuhyun mengernyit.

“Kau tidak merasakannya? Mulai kapan seorang Cho Kyuhyun cepat akrab seperti itu pada orang lain? Pada Ji Eun dan Kikwang. Dan padaku! Kenapa kau memaksa untuk mengantarku hingga melupakan peralatan penyamaranmu?! Untuk apa kau menghampiriku saat aku duduk ditepi sungai han?! Untuk apa semua itu?! Bukankah kau baru mengenalku dalam hitungan hari?!” Cho Kyuhyun menatap kosong, bola matanya bergerak-gerak tak tentu arah, kedua kelopak matanya mengerjap-ngerjap. Ia sadari sekarang.

Untuk apa itu semua? Ia tidak pernah seperti ini dengan orang yang baru ia kenal. Lalu apa berarti ia pernah mengenal Sam Rin Hyo? Apa arti Sam Rin Hyo baginya ?

“Entah sampai kapan kau akan sadar. Aku tidak tahu, tapi yang jelas. Aku masih mencintaimu Kyu! Aku masih menunggumu sampai kau mengingatku!” Kedua mata Kyuhyun menatap Rin Hyo dalam, sedangkan Rin Hyo hanya dapat menghela napas berat.

“Baiklah, aku harus kembali keapartemenku! Aku pergi” Dengan langkah cepat Rin Hyo meninggalkan apartemen Kikwang dan Ji Eun, tentunya tanpa berpamitan pada pemilik rumah. Ia begitu kalut hingga sulit untuk berpikir jernih, emosi lebih mendominasi dirinya saat ini.

****

“Kau tidak ada jadwal hari ini, oppa?” tanya Rin Hyo seraya meminum cappucinonya dengan damai. Song Joong Ki yang tengah membaca Koran seraya bersender disofa hanya menggumam pelan.

“Sangat membosankan jika terus menerus berada dirumah” celetuk Rin Hyo pelan lebih terdengar seperti gumaman pada diri sendiri. Joong Ki melipat Koran itu lalu menatap Rin Hyo yang duduk disampingnya.

“Kau ingin keluar?” Rin Hyo mengangguk pelan.

“Beberapa hari tidak ada kerjaan rasanya membosankan sekali. Dulu saat syuting film aku tidak akan kebosanan karena mengunjungi tempat-tempat yang berbeda. Tapi kali ini? ingin melanjutkan proyek novel pun rasanya malas.” Rin Hyo menghela napas berat dan panjangnya. Joong Ki terkekeh.

“Baiklah, ayo kita pergi!”

“Kemana?”

“Eung, entahlah… 3 hari ini jadwalku kosong. Bagaimana dengan Jepang? Kalau disana kan aku tidak usah bersusah payah menyamar.”

“Jepang?” Senyuman Rin Hyo merekah lebar.

“Terdengar mengasyikkan! Bisakah aku mengajak teman?”

“Tentu bisa! Bukankah semakin ramai semakin menyenangkan?” Rin Hyo mengepalkan tangannya dan mengacungkannya keudara.

“Baiklah, huwaa… aku sudah lama tidak berlibur.” Celoteh Rin Hyo kegirangan.

****

“Ayolah Shin Ji Eun. Kau bisa mengajak suamimu juga!” Pinta Sam Rin Hyo serta menyatukan kedua tangannya didepan dada.

“Itu masalahnya Hyo! Kikwang oppa sedang sibuk sekarang. Kau tahu sendiri kan, jika Beast baru saja mengeluarkan album baru…” Jelas Ji Eun dengan nada menyesal.

“Kalau begitu kau sendiri saja yang ikut kami!”

“Apa?! Kikwang oppa pasti tidak memperbolehkan!” Bahu Rin Hyo melemah, ia menyandarkan diri di sofa Ji Eun dengan gerakan lemas.

“Tidak mungkin kan jika aku berlibur hanya berdua dengan Joong Ki oppa” gerutunya kesal. Ia mengembungkan pipinya kesal lalu membuang napas kasar.

“Jika memang harusnya begitu. Ya berdua saja, siapa tahu kau bisa melupakan Cho Kyuhyun” celetuk Shin Ji Eun ringan. Sedangkan Rin Hyo hanya memutar bola matanya malas.

“Kurasa pemikiranmu itu tidak masuk akal.”

“Kita tidak bisa menebak arah hati kita Hyo!”

“Aku sudah beberapa bulan mengenalnya, dan hatiku tidak pernah berubah.”

“Kau hanya menutup hatimu Hyo! Melihat Kyuhyun kemarin, kurasa tidak ada gunanya mengharapkannya lagi.” Rin Hyo terdiam, hati kecilnya berkata jika Kyuhyun pasti akan mengingatnya entah itu kapan. Namun, otaknya menyetujui perkataan Shin Ji Eun bahwa Cho Kyuhyun memang sudah benar-benar melupakannya.

“Sudahlah, kita kembali ke topik pertama saja. Kau jadi ikut tidak?!” Ji Eun mendesah gusar lalu menggeleng tegas.

“Tidak! Aku tidak mau mendengar amukan Kikwang jika ikut denganmu, kau tahu? Semenjak menjalin hubungan hingga sekarang sifat posesifnya itu semakin bertambah saja! Membuatku hampir gila!” Celoteh Shin Ji Eun kesal disertai dengan gerakan tangan khas miliknya. Rin Hyo terkekeh pelan.

“Itu wajar Ji Eun! Haah… Kau membuatku iri saja” ujar Rin Hyo lirih. Shin Ji Eun menatap Rin Hyo sendu lalu memeluk sahabatnya itu dari samping.

“Kau tidak usah sedih Hyo! Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Dan pastinya selalu membantumu. Jika kau perlu bantuan apapun, kau tinggal hubungi aku! Mengerti?!” Rin Hyo mengangguk seraya tersenyum tipis.

“Baiklah, sekarang sebaiknya kau melepas pelukanmu dan aku dapat mengemasi pakaian untuk berangkat ke Jepang malam ini juga.” Shin Ji Eun melepas pelukannya lalu tersenyum manis pada Rin Hyo. Rin Hyo menghela napas pendek “Dan akhirnya aku ke Jepang hanya berdua saja dengan Joong Ki oppa” gerutunya pelan.

Shin Ji Eun terkekeh. “Haah, pasti sangat menyenangkan!” Ji Eun mengantar Rin Hyo sampai depan pintu.

“Tentu saja!”

“Selamat berlibur! Hati-hati ya!” Ucap Ji Eun seraya melambaikan tangannya. Rin Hyo tertawa pendek lalu mengangguk semangat.

“Nanti pasti akan kukirimkan beberapa foto untukmu! Hahaha” Ji Eun mendesis malas.

“Sampai jumpa Ji Eun!” Sam Rin Hyo melambaikan sebelah tangannya pada Ji Eun. Shin Ji Eun hanya tersenyum tipis, begitupun Rin Hyo. Saat Rin Hyo hendak memasuki ruang apartemennya Shin Ji Eun memanggilnya, membuat ia memutarkan badan untuk sekedar menatap Ji Eun.

“Hyo!” Shin Ji Eun memasang wajah serius tanpa senyuman tipis yang tadi ia ulas.

“Aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku tadi” Ucap Ji Eun misterius. Rin Hyo mengernyit, tak mengerti dengan arah pembicaraan Shin Ji Eun.

“Ucapan?” tanya Rin Hyo mengeja. Shin Ji Eun mengangguk ringan lalu menjawab, “Tentang perubahan arah hati” tubuh Rin Hyo menegang saat mendengar kata ‘perubahan’ itu. Namun kemudian Sam Rin Hyo tersenyum tipis.

“Aku akan mencobanya” ucapnya yakin lalu melambaikan tangannya lagi kearah Ji Eun.

“Sampai jumpa, Shin Ji Eun!” Shin Ji Eun menghela napas pendek lalu tersenyum manis. Ia membalas lambaian tangan Rin Hyo serta mengatakan “Sampai Jumpa” dengan nada pelan.

Sam Rin Hyo memasuki apartemennya disusul dengan Shin Ji Eun yang juga memasuki apartemennya. Shin Ji Eun menghela napasnya pelan lalu memasuki kamarnya. Pandangannya terpaku pada bingkai foto yang terletak diatas meja. Disana, terlihat ia, suaminya, Jung Daehyun, Sam Rin Hyo, dan Cho Kyuhyun tengah tersenyum lebar melihat kamera. Ji Eun hanya tersenyum miris menatapnya.

“Seandainya, semua kembali seperti dulu” gumamnya pelan. Ji Eun menghela napasnya berat lalu tersenyum “Ya! Semuanya pasti akan berakhir dengan baik”

****

Tokyo, Jepang

Sam Rin Hyo merentangkan tangannya lebar-lebar saat ia baru saja keluar dari bandara. Langit sudah berwarna hitam, kali ini entah kenapa bintang tidak muncul. Hanya bulan sabit yang menghiasi langit hitam itu.

Pandangannya ia alihkan pada sekitarnya, Ia menatap kubangan air dangkal dijalan yang disebabkan oleh hujan yang mungkin baru saja reda. Rin Hyo berlari kecil kearah kubangan dangkal itu lalu melompat tepat diatasnya, membuat gemericik-gemericik kecil yang menciprat kesekitarnya. Setelah itu ia melompat kejalanan yang sudah kering, menciptakan sepasang cetakan alas sepatu yang dipakainya dengan sempurna. Rin Hyo tersenyum puas lalu mengeluarkan ponselnya.

Song Joong Ki yang sejak tadi memerhatikan tingkah laku Rin Hyo itu tersenyum kecil lalu menghampiri gadis yang tengah sibuk memotret tapak kakinya itu.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Joong Ki seraya melongok kearah layar ponsel Rin Hyo dengan penuh minat.

“Apa lagi selain men-upload foto ke instagram.” Jawab Rin Hyo dengan kedua mata yang masih fokus pada layar ponselnya. Song Joong Ki mendecih pelan lalu mengedarkan pandangannya menelisik adakah mobil yang sudah ia sewa. Ia menghela napas lega saat menemukan mobil itu telah terparkir dengan seorang sopir yang berdiri seperti patung di sebelah mobil van itu.

“Hyo! Kita sudah ditunggu!” ujar Joong Ki pelan, Rin Hyo menyaku ponselnya lalu tersenyum lebar kearah Joong Ki.

“Kalau begitu ayo!” Tangan kanannya ia gunakan untuk menggandeng lengan Joong Ki sedangkan tangan kirinya masih setia menarik kopernya yang berwarna biru safir itu. Joong Ki tersenyum samar disepanjang langkah kecil mereka, tak ia rasa mereka sudah sampai didepan sopir itu.

“Mr. Song Joong Ki?” tanya supir itu sopan.

“Yes, I am!” Supir itu menunduk dalam pada mereka lalu membukakan pintu dengan lebar-lebar mempersilahkan kedua orang itu memasuki van yang telah dipersiapkan. Koper-koper mereka alihkan pada supir itu untuk dipindahkan ke bagasi.

Diperjalanan mereka terlampau diam, biasanya Sam Rin Hyo yang sangat cerewet bercerita ini itu pada Song Joong Ki. Namun, kini terasa berbeda. Mungkin karena Rin Hyo sudah berceloteh panjang lebar saat dipesawat tadi. Sekarang, Rin Hyo hanya menguap beberapa kali. Sesekali kedua matanya terasa berat sampai hampir ketiduran.

Deg

Rin Hyo tertidur dibahu Joong Ki. Song Joong Ki yang masih terjaga menelan ludah dengan susah payah. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang, seperti ingin keluar saja. Perjalanan memang masih lama, karena tujuan utama mereka adalah kota kecil Biei.

Berkali-kali Joong Ki menahan kantuknya karena tidak ingin disaat ia ketiduran, ia tidak sengaja mengganggu tidur Sam Rin Hyo. Ia melihat guratan kelelahan diwajah polos Rin Hyo yang membuatnya tidak tega untuk sekedar mengganggu tidur lelapnya. Padahal, dirinya sendiri juga sangat kelelahan. Karena tadi siang, setelah Joong Ki pulang dari rumah Rin Hyo. Tiba-tiba managernya mengatakan jika ia harus melakukan pemotretan-yang seharusnya dilakukan seminggu lagi- untuk sebentar saja didaerah yang untungnya tidak jauh dari rumahnya. Jadi setelah melakukan pemotretan yang usai sampai jam 5 sore, ia segera mandi dan mengemasi barang-barangnya. Kemudian menjemput Rin Hyo agar tidak ketinggalan pesawat yang akan berangkat jam 8 malam.

Bisa dibayangkan bagaimana lelahnya ia. Tapi, seolah mati rasa ia tak merasakan kelelahan itu. Ia lebih mementingkan gadis yang tengah tidur dibahunya ini daripada kesehatannya sendiri. Itu semua karena, ia senang melakukan hal ini. Melakukan semua ini demi Sam Rin Hyo, terasa sangat menyenangkan untuknya.

***

Sam Rin Hyo memakai dress putih bermotif bunga-bunga selututnya saat ia dan Joong Ki hendak mengunjungi kota Biei, sebuah kota kecil yang mempunyai beribu keindahan. Lautan bunga dan hamparan rerumputan serta hawa damai nan tenang bisa mereka dapatkan disana. Musim panas. Jepang.

Rin Hyo mengulas senyum mirisnya, teringat pada saat itu. Saat-saat dimana ia dan Kyuhyun berlibur ke Jepang saat musim panas. Teringat saat pria itu menggendongnya saat kakinya terasa pegal setelah berputar-putar di Fuji Highland. Teringat saat mereka berlari mencari tempat sembunyi saat ada beberapa fans yang berpapasan dengan Kyuhyun. Teringat saat semuanya, banyak kenangan yang berkecamuk dibenaknya. Kenangan – kenangan manis yang terasa pahit saat diingat-ingat kembali.

TOK TOK TOK

“Hyo? Kau sudah siap?” Badan Rin Hyo berjengit saat mendengar suara Joong Ki dari luar kamar hotelnya.

“Eo! Tunggu sebentar.” Rin Hyo menyambar tas jinjingnya lalu segera keluar menemui Song Joong Ki yang mungkin sudah lama menunggunya.

***

Song Joong Ki berjalan disamping Rin Hyo yang terus menerus menorehkan senyuman saat menatap pemandangan indah disampingnya.

“Kenapa kita tidak ke tempat wisatanya saja? Kita seperti orang tersesat jika seperti ini.” Kata Rin Hyo seraya menatap Joong Ki penuh harap.

“Aku pernah kesana, dan kurasa, lebih baik seperti ini. Pemandangan disana dengan asli yang seperti ini berbeda. Tentu lebih indah yang asli.”

“Ah, begitu.” Singkat Rin Hyo kemudian kembali menatap hamparan bunga yang tersaji disampingnya. Joong Ki terus menerus menatap gadis itu. Apa ia bosan ? Song Joong Ki hendak menanyakan hal itu sebelum Rin Hyo langsung menoleh padanya dan berkata, “Kurasa jika kita tidak kesana akan rugi sekali.” Dahi Joong Ki mengerut, kesana? Kemana?

“Maksudmu, ke tempat wisata?” Rin Hyo menggeleng tegas seraya menunjuk kearah hamparan bunga-bunga indah itu.

“Maksudku, turun kesana. Aku ingin menyentuh mereka…” Song Joong Ki tersenyum simpul kemudian mengangguk.

Sam Rin Hyo dengan riang menuju kehamparan bunga-bunga itu dan merentangkan tangannya disana. Song Joong Ki hanya terdiam, menatap Rin Hyo dengan segaris senyum penuh arti. Rin Hyo-ah, seandainya kau lebih memilih untuk mencintaiku. Aku tidak akan menyakitimu, aku akan menjagamu. Menjaga senyumanmu yang seperti itu.

“Oppa!!” Joong Ki tersentak dari lamunannya, menatap Rin Hyo yang tengah melambaikan tangan padanya.

“Ayo kemarilah!” Song Joong Ki tersenyum seraya mengangguk, kemudian menghampiri Rin Hyo yang kembali menyentuh bunga-bunga indah itu.

***

“Cho Kyuhyun oppa!” Panggil Kim Hyera saat dirasa Kyuhyun hanya terdiam menatap kosong makanannya. Karena tak kunjung diberi jawaban, Hyera kembali memanggil kekasihnya itu lagi.

“Cho Kyuhyun oppa!!” Akhirnya Kyuhyun kembali lagi kealam sadarnya, menatap Hyera dengan segaris senyuman palsu.

“Wae?” Kim Hyera hanya terdiam, menatap Kyuhyun dengan wajah datarnya. Akhir-akhir ini Kyuhyun berubah, tepatnya sejak ia meninggalkannya di pesta pernikahan Lee Hyuk Jae. Cho Kyuhyun tidak secerewet dulu, Cho Kyuhyun tidak seperhatian dulu, Cho Kyuhyun sering melamun, Cho Kyuhyun sering menolak ajakannya untuk bertemu, Cho Kyuhyun… sudah bukan seperti Cho Kyuhyun.

“Ani.” Singkat Hyera kemudian kembali menyantap makanannya, hilang sudah rentetan kalimat yang hendak ia ungkapkan pada Cho Kyuhyun saat ia sudah menatap wajah Kyuhyun yang seperti itu. Kim Hyera tersenyum miris, biasanya bila Hyera mendiami Kyuhyun seperti ini, pria itu akan menghiburnya atau setidaknya mencairkan suasana. Namun kini? Pria itu malah melanjukan akivitas makannya seraya mengutak atik ponselnya sesekali.

“Hyera-ya” Gerakan Kim Hyera terhenti, ada sedikit kelegaan dihatinya saat akhirnya Kyuhyun mengajaknya berbicara.

“Apa?”

“Kau mengenal Song Joong Ki, bukan?” Dahi Hyera mengernyit tak mengerti arah pembicaraan Kyuhyun akan kemana nantinya.

“Mm,”

“Apa ia sudah mempunyai kekasih?” Kerutan didahi Hyera semakin jelas. Apa sebenarnya yang dibicarakan oleh kekasihnya ini?

“Belum,” Ia bisa melihat senyuman tipis dibibir Kyuhyun.

“Memangnya kenapa?”

“Nde? Ani… hanya memastikan sesuatu.”

“Memastikan apa?” Kim Hyera adalah gadis yang tidak sabaran, jika Kyuhyun mulai memberinya teka-teki, maka ia akan menanyai pria itu hingga ia dapat memecahkan teka-teki itu.

“Tidak terlalu penting, setelah ini kau ingin kemana? Bukankah kau tidak ada syuting setelah ini?” Kim Hyera menghela napasnya kasar, terlihat jelas Cho Kyuhyun tengah menghidar dari pertanyaannya.

“Terserah saja,” ucap Hyera seadanya kemudian meminum minumannya.

“Kau kenapa?” Tanya Kyuhyun, saat merasa ada yang tak beres dari sikap Kim Hyera.

“Aku kenapa?” tanya Hyera balik, namun dengan nada yang lebih ketus dari biasanya.

“Kau sedang datang bulan ya?”

“Mwo?!”

“Hahaha, lihat! Kau lebih lucu jika sedang marah.”

“Argh, singkirkan tanganmu dari pipiku, oppa!!”

***

Sam Rin Hyo menghela napas beratnya, sudah 2 hari ia berlibur di Jepang. 2 hari ini pula, ia selalu merasa bahagia. Ternyata menyenangkan walau hanya berlibur berdua dengan Song Joong Ki.

Ia tersenyum lagi, kemudian melangkahkan kakinya ke balkon hotel. Anehnya, di suasana menyenangkan seperti ini, langit tidak memunculkan gemerlap bintangnya. Hanya ada langit hitam pekat dan sebuah bulan sabit. Tapi walaupun begitu, tetap saja langit malam ini begitu indah.

Malam ini adalah malam terakhirnya berada di Jepang. 2 hari memang waktu yang begitu cepat untuk berlibur. Tapi mau bagaimana lagi, Song Joong Ki ada pemotretan untuk sebuah majalah 2 hari lagi. Dan Rin Hyo? Ia baru saja menerima telepon dari Produser Kim tentang naskah yang pernah ia kirimkan 5 bulan yang lalu.

“Sam Rin Hyo!” Panggil seorang pria yang terdengar tak jauh dari tempat Rin Hyo berdiri. Sam Rin Hyo menoleh kesamping kanannya, sedikit terkejut saat menemukan Song Joong Ki disana.

“Oppa!” Lirih Rin Hyo seraya tersenyum pada Joong Ki yang tengah melambaikan tangan padanya. Song Joong Ki berdiri dibalkon kamar hotelnya yang berada berdampingan dengan Rin Hyo. Sam Rin Hyo berjalan mendekat, begitupun Joong Ki. Akhirnya mereka berada di pojok pagar pembatas balkon masing-masing. Mereka hanya dipisahkan oleh jarak kecil, yang membuat mereka leluasa untuk mengobrol.

“Kau belum tidur?” Rin Hyo menggeleng pelan.

“Belum, rasanya rugi jika aku tidur terlalu cepat. Malam ini kan malam terakhir liburan singkat ini.” Song Joong Ki terkekeh pelan.

“Kau benar,”

“Oppa juga belum tidur? Wae?”

“Aku… aku sedang memikirkan sesuatu.”

“Apa itu?”

“Aku mencintai seorang gadis. Tapi, gadis itu mencintai pria lain. Aku merasa, pria itu memang cocok saat berdampingan dengan gadis itu. Namun, sayangnya, pria itu selalu menyakiti gadis itu, dan aku? Aku hanya dapat menghiburnya saat ia sedih, menjadi sandarannya saat ia lelah, memeluknya saat ia kedinginan, menemaninya saat ia sedang sendirian.”

“Mengapa tidak kau nyatakan saja perasaanmu? Bisa saja kan gadis itu ternyata mencintaimu.” Song Joong Ki tersenyum miris seraya menggeleng lemah.

“Aku tahu itu tak akan terjadi, tatapan gadis itu pada pria itu adalah jawaban untukku. Gadis itu sudah sangat mencintai pria itu dengan tulus. Rasanya, aku terlalu egois untuk menjadikannya milikku.”

“Kau itu terlalu baik oppa. Mencintai adalah hak setiap orang. Mencintai bukanlah suatu kesalahan, jika kau mencintai gadis itu. Kejarlah cintanya! Raihlah ia! Yakinlah bahwa gadis itu pasti nantinya akan mencintaimu.” Ucap Rin Hyo dengan menggebu. Kedua mata gadis itu memanas, ia tertawa pelan.

“Wae? Mengapa tertawa?”

“Lucu sekali. Aku seperti menasihati diriku sendiri.” Ucap Rin Hyo miris seraya menyeka air mata yang sudah membasahi kedua pipinya. Song Joong Ki menatap Rin Hyo dalam. Ingin sekali ia merengkuh Rin Hyo kedalam pelukannya, namun tidak bisa.

“Sam Rin Hyo.”

“Nde?”

“Jika aku mengatakan… gadis itu, gadis yang kucintai tapi mencintai pria lain itu adalah dirimu, apa boleh aku mengejar cintamu? Seperti yang kau katakan.” Sam Rin Hyo terpaku menatap Joong Ki. Tidak, Song Joong Ki tidak sedang bercanda.

DEG DEG DEG

Degupan jantung Rin Hyo berpacu, apa benar Song Joong Ki mencintainya? Kenapa? Kenapa jantungnya juga berdegup seperti ini?

———

To be Continued

54 thoughts on “Fate, Love, and Temptation 5

  1. Nah ya kan bener! Si Joong ki fall in love juga sama Rin Hyo 😀
    Yang kaya gini ini bikin cinta segi-banyak 😆
    Berharap yang terbaik di ending nanti 😀

  2. Aaaaaaaaaaaa!!! andwee!!! joong ki buat gw ajaaa, kyu jg buat gw ajaaaaaaa 😀 Rin Hyo cukup kebagian ngeliatin ajahh #ketawanista #wkwkwkwkkw #digetokauthor.. Yes!, like i thought joongki fall in love sama rin hyo, wkwkwkw. #luamagwajaoppa #wkwkwkw…

  3. Aa… Kok baca part ini jadi ngerasa kasian sama kyuhyun. Ff ini udah ada endingnya, tapi masih tetep mau proses ceritanya. makin seru dan mencampur aduk perasaan.

  4. wuuuuahhh…..joong ki dah nembak….jangan di terima……nanti kyu gmn???tapi kyu juga dahh punya pacar sih….tapi kan itu gara2 amnesia….iihhhh geregetan…kapan sih kyu bisa inget rin hyo…
    see u next chap….

  5. Aduhh, geregetan sama kyuhyun!!
    Kapan coba dia bakal inget rinhyo? Padahal kan dia juga selalu pengen sama rinhyo..
    Hayo, joongki udah nembak, mau milih siapa? Kyuhyun atau joongki?
    Joongki aja lah, biar kyuhyun ngerasain sakitnya rinhyo, kekeke.. 😉

  6. Q penasaran gmana kyu ma hyera jadian. Napa dy d bolehin ma emanya kyu,?

    nd hyo deg2 an? Apa dy ada rasa?sedikit aja. Biar ga sakit bgt

  7. apakah rin hyo akan menyerah untk meyakinkan kyuhyun?
    Dan juga apa iya mulai menyukai joong ki?
    Mkin penasaran dg lanjutannya

  8. Udah deh rin hyo kamu sama song joong ki aja wkwk,kasian kan dia udah banyak korban. Walaupun setidaknya cuma sebentar. Aih kyuhyun cepatlah jangan amnesia lagii ingat sahabat”muu

  9. Andwaeeeee !!!
    Rin hyo jgn jtuh cinta dg jong ki oppa ..
    Oh god ,! Kyu oppa jgn amnesia mulu . Ingat dong ntar rin hyo bnar2 jtuh hati dg jong ki oppa …
    Oke ! NEXT

  10. apa rin hyo juga dah ada sediikiitt rasa sama jong ki….( hufftt kok aku yg dilema… pilih mana ya pingin dua duanya…. ) kyuhyun dah mulai melupakan hyera…. kasian juga sih sama hyera…. hyera sama jong ki aja ya biar ga terlalu kasian jong ki nya…. ayo kyu perlahan lahan mulailah untuk mengingat mereka…

  11. Udeeeh rin hyo sama jongki ajeeee. Pan kesian jongkinya wkwkwkw
    *secondleadsyndrom*
    Kalo kyu nanya ke hyera kek gitu dan ekspresinya yang kek gitu bukankan berati dia ingat sesuatu ?

  12. Tidak! Jangan sampai rin hyo berpaling pada joong ki, biarpun joong ki baik rin hyo harus tetap bertahan untuk kyuhyun. Lagi pula kyuhyun kan tidak ada niatan buat melupakan tin hyo, dia amnesia 😥

Leave a reply to samshinfiction Cancel reply