Nothing Impossible 6

nothing impossible pic

Author: Bella Eka

.

Cho Kyuhyun berjalan pelan dengan sesekali menyandung guguran daun yang berubah kecokelatan. Musim gugur penuh keindahan telah datang menyapa namun suasana hatinya tak kunjung berubah. Tetap gelap terasa kelam. Pijar dalam hatinya belum juga memperoleh sumber energi yang mampu mengeluarkan cahaya menerangi ruang hampa.

Tubuhnya sedikit terlonjak saat mendapati sosok Sam Rin Hyo sedang mengamatinya dari kejauhan. Membuatnya membalas tatapan lekat itu dengan sendu. Langkahnya yang akan menghampiri gadis itu tertahan begitu menemukan kemunculan Shin Ji Eun berjalan cepat mendahuluinya dari arah belakang. “Ji Eun-ah!” panggil Kyuhyun segera mengubah arah gerak kakinya. Melihat itu Sam Rin Hyo menghela napas kecewa dan turut beranjak. Kyuhyun mensejajarkan dirinya disamping Ji Eun yang telah menghentikan langkahnya.

Annyeong, Cho Kyuhyun,” sapa Ji Eun riang membuat Kyuhyun terheran.

“Janggal sekali,” gerutu Kyuhyun. “Sebahagia itukah kau akan melanjutkan studimu ke Amerika?” sambungnya dengan nada suara melemah tak bersemangat.

Raut wajah Ji Eun yang semula sengaja ditampakkan seceria mungkin tertekuk layu. “Kau sudah mendengarnya?”

“Bagaimana tidak? Appa mu belum memberitahumu mengenai rencana cadangan untuk mengantisipasi sifat keras kepalamu itu?”

“Rencana cadangan?” Belum tuntas Ji Eun menghilangkan keterkejutannya atas rentetan kalimat yang dilontarkan Tuan Shin awal tadi, dan sekarang rencana cadangan? Rencana macam apa lagi yang dipersiapkan appa nya untuk mengusik kehidupannya yang akan datang?

“Kau benar-benar belum mengetahuinya?”

“Cepat katakan.”

“Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat. Dengarlah langsung dari appa mu saja.”

“Hal ini terkait masa depanku maka seharusnya aku yang lebih berhak tahu.”

Kyuhyun menarik nafas panjang sebelum mengatakannya. “Untuk rencana cadangan ini, bukan hanya kau yang terlibat tapi juga aku.” Helaan napas kembali terhembus sebelum Kyuhyun melanjutkannya, “Kau dan aku akan dijodohkan apabila kau bersikeras menentang kepergianmu ke Amerika.”

Ji Eun mendecih kesal. Untuk apa mengikut sertakan Kyuhyun dalam perihal semacam ini? Dan mengapa bukan dirinya yang mengetahui rencana ini lebih awal? Jelas sekali bahwa appa nya sendiri lebih mempercayai Cho Kyuhyun dibandingkan dirinya. Yah, memanglah sahabatnya itu begitu cerdas dan menawan. Namun dengan bertindak sejauh ini benar-benar melenceng jauh dari akal sehatnya. “Bukankah itu ide yang bagus?”ujar Ji Eun datar membuat Kyuhyun tersenyum miring.

***

Sam Rin Hyo memaku titik fokusnya ke dalam buku novel yang tengah ia baca. Entah apa yang ia pikirkan, bibirnya berulang kali menghembuskan napas gusar seraya mengalihkan pandangannya tak tentu arah. Setelah lelah berusaha mengumpulkan konsenterasinya yang tak kunjung berhasil, gadis itu meletakkan buku tebal itu kasar. Mengacak rambutnya asal penuh kesal.

Suara ketukan nyaring dari arah samping membuatnya menoleh. Menemukan senyuman bocah milik Kikwang yang berdiri di balik jendela luar perpustakaan dengan sekaleng minuman soda yang diangkat sejajar dengan wajahnya agar Rin Hyo mampu melihat. Rin Hyo pun beranjak menghampirinya tak lupa dengan membawa serta novelnya.

“Bagaimana bisa kau tahu aku disini?” tanya Rin Hyo sembari menyambar minuman kaleng yang disodorkan Kikwang padanya.

“Astaga, bisa-bisanya kau menanyakan hal itu padaku? Kau kira berapa lama kita saling mengenal?” solot Kikwang.

“Kau tidak bermain basket?” lanjut Rin Hyo yang lebih memilih untuk membuka penutup minuman itu daripada menjawab pertanyaan Kikwang.

“Setelah bersikap seakan kita bukanlah teman dekat, sekarang kau menanyakan mengapa aku tidak melakukan hal yang biasa kulakukan? Aku benar-benar tidak mengerti.”

Rin Hyo menghela napas jengah. Memandang malas Kikwang lalu berjalan mendahuluinya. Racauan sahabatnya itu dimulai lagi hari ini, namun disisi lain ia bersyukur karena tak butuh waktu terlalu lama untuk mengembalikan keadaan diantara mereka sedia kala.

“Kau sudah makan?”

Aigoo, dan sekarang kau berlagak perhatian padaku.”

“Jawab saja sudah atau belum! Aku tidak membutuhkan jawaban selain itu darimu, dasar cerewet!” pekik Rin Hyo kesal sambil meraih rambut Kikwang guna menariknya kuat hingga membuat pemiliknya merintih kesakitan. “Ya! Lepaskan! Dasar, gadis bengis!”

MWO?! Apa yang baru saja kau katakan?!”

“YA!”

Teriakan Kikwang terdengar semakin keras berkumandang seiring cengkeraman Rin Hyo semakin menguat. Membuatnya menggema menyusuri sudut koridor sekolah. Seorang lelaki tinggi yang tak sengaja melintas pun terenggut perhatiannya menuju perkelahian dua orang itu. Menatap mereka lekat dengan sorot nanar tersirat didalamnya.

Tentu saja, dia adalah Cho Kyuhyun. Tatapan balik Rin Hyo yang tertuju padanya membuatnya sedikit berjengit. Raut wajah Kikwang yang baru saja menyadari keberadaannya pun berubah kaku.

“Kajja, Kikwang-ah. Aku lapar,” ajak Rin Hyo agar segera meninggalkan tempat itu. Kikwang yang masih terpaku pada Kyuhyun pun mulai melangkah saat Rin Hyo mengaitkan lengannya pada tengkuknya dan menariknya pergi.

Berbeda dengan Kyuhyun yang tetap tak bergeming. Sikap Rin Hyo yang berubah dingin membuat pakuan tatapannya pada Rin Hyo belum juga dicabut. Masih setia memandangnya hingga ujung rambut gadis itu tidak lagi terlihat.

***

“Duduklah, aku membawakan susu cokelat untukmu.”

Perlahan Ji Eun menyibak sebagian selimut yang membalut tubuhnya. Bergerak merubah posisi menjadi duduk dan terkekeh kecil saat Kyuhyun memasang sebuah bantal di belakangnya agar digunakannya sebagai sandaran hangat melapisi dinginnya dinding ruang UKS.

“Kenapa kau memperlakukan aku layaknya seseorang yang tidak mampu lagi melakukan apapun?”

“Diamlah, berhentilah berucap hal semacam itu. Kenapa kau selalu memandang negatif segala hal yang dilakukan orang lain padamu? Seharusnya kau senang karena kuperlakukan layaknya seorang putri.”

“Begitukah? Kurasa tidak,” elak Ji Eun tanpa berpikir kemudian meneguk susu cokelat bawaan Kyuhyun. Pandangan Kyuhyun kosong tak berisi sampai Ji Eun mendesah lega setelah menghabiskan minuman menyehatkan itu.

“Gomawo,” ucap Ji Eun kemudian menerima sekotak kecil tissue dari saku almamater Kyuhyun. “Bahkan kau telah mempersiapkan ini? Aigoo, kau berhasil membuatku merasa tidak enak padamu.”

“Untuk apa merasa tidak enak? Bukankah kita memang terbiasa seperti ini?”

Ji Eun tersenyum simpul. Ya, Kyuhyun benar. Mereka memang telah terbiasa namun tidak akan lebih dari itu. Setelah menyeka bibirnya, gadis itu mengambil sehelai tissue berikutnya untuk mengusap wajah lesu Kyuhyun. “Kenapa wajahmu berubah sejelek ini, eo?”

“Molla.”

“Apa yang terjadi? Ceritakan padaku.” Ji Eun menghentikan kegiatannya, menyendekapkan kedua tangannya dan menatap Kyuhyun lekat menunggunya berbicara.

“Eobseo.”

“Molla, eobseo, amugeotdo aniya. Kau masih akan melakukan tipuan semacam itu untuk mengelabuhiku? Kau lupa bahwa itu tak akan mempan untukku?” cecar Ji Eun penuh selidik.

“Tentu saja aku tahu itu. Tapi pada akhirnya tetap saja aku tak akan memberitahunya padamu. Kau tidak melupakan bagian itu, bukan?” balas Kyuhyun dengan senyuman menggodanya. “Sudahlah, beristirahatlah dengan baik. Atau aku akan memberitahu seonsaengnim bahwa kau hanya berpura-pura sakit,” sambung Kyuhyun sembari membantu Ji Eun kembali berbaring.

“Jauhkan tanganmu dariku! Aku bisa melakukannya sendiri, Kyu. Aish, jinjja! Pergilah!”

“Kau mengusirku?”

Nde! Aku mengusirmu! Cepatlah pergi dan hirup udara segar untuk mengembalikan wajah kusutmu yang luar biasa jelek itu.”

“Ya! Kau ini benar benar. Baiklah aku pergi. Tidurlah, nanti sepulang sekolah akan kuhampiri.”

Ji Eun hanya bergumam mengiyakan ucapan Kyuhyun. Kemudian menarik selimut menutupi bagian tubuh atasnya yang terasa menggigil. Entah mengapa dan karena apa kesehatannya menurun tiba-tiba. Mungkin saja karena terlalu banyak meminum soju kemarin malam? Atau mungkin karena terlalu shock akibat pernyataan ayahnya dan Kyuhyun tadi pagi?

Apapun alasannya, bukan itu yang sedang dipikirkannya sekarang. Melainkan perilaku Kyuhyun yang sangat jelas terlihat bahwa lelaki itu tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ada apa dengan sahabatnya itu? Ji Eun mencoba menerka-nerka dalam hati. Hingga bola matanya yang semula bergerak berputar perlahan berhenti pada satu titik begitu teringat sebuah nama. Sam Rin Hyo.

 

***

“Kenapa Kyuhyun menatapmu seperti itu?”

“Entahlah.”

Sam Rin Hyo hanya menjawab singkat seraya menggedikkan bahunya ringan menanggapi pertanyaan penuh penasaran Kikwang. Membuat Kikwang tersenyum masam memandang Rin Hyo yang disibukkan semangkuk ramyun instan dihadapannya.

“Apakah keadaan berbalik sekarang?”

“Setelah pihak wanita lelah mempertahankan perasaannya, kini giliran pihak pria yang baru saja menyadari perasaannya dan mengejar si wanita. Persis seperti alur dalam drama yang kerap sekali kau tonton,” canda Kikwang karena Rin Hyo tetap tak menghiraukannya dan lebih memilih untuk meniupi helaian ramyun sebelum disantapnya.

Mendengar itu, Rin Hyo sontak meletakkan sumpitnya. Menatap tajam Kikwang sembari menghela nafas kasar. “Bisakah kau tidak membahas lelaki memuakkan itu sekarang?!” sergah Rin Hyo cepat.

Kikwang memandang gadis di hadapannya tak percaya. Apa dirinya tidak salah dengar? Rin Hyo menyebut Kyuhyun sebagai lelaki memuakkan?

“Apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian?” Kikwang merendahkan nada suaranya,  menanyakan hal yang ia ketahui sensitif itu dengan hati-hati. Rin Hyo mengambil nafas dalam, mencoba mengendalikan bara api amarahnya yang hampir saja tersulut. “Nanti kau juga akan mengetahuinya,” balasnya kemudian.

“Apakah terdapat perbedaan antara mengetahuinya nanti dan sekarang?”

“Sudahlah, Kikwang-ah. Jangan lagi membicarakan tentang itu untuk saat ini, mengerti?” pinta Rin Hyo penuh harap membuat Kikwang mengurungkan niatnya. “Sejak kapan kau mulai membangun rahasia dariku? Baiklah, bagaimanapun aku yakin kau pasti memiliki alasan yang tidak kuketahui. Makanlah,” ujar Kikwang lalu membagi dua sepasang sumpitnya yang masih menempel.

“Aigoo, uri Kikwang-ie sepertinya semakin dewasa sekarang,gumam Rin Hyo gemas seraya mengacak rambut Kikwang pelan. Namun ia segera menghentikan gerak tangannya begitu mendengar seorang lelaki yang melewati meja cafetaria mereka berdehem keras. Mendapati bahwa Kyuhyun lah yang melakukan hal itu, Rin Hyo mendesah jengah.

“Kyuhyun-ah!” Kedua mata Rin Hyo membulat seketika Kikwang memanggil nama itu.

“Kau tidak bersama… Ji Eun?” tanya Kikwang terkesan ragu karena nada per kata dalam kalimatnya semakin merendah. Terlebih saat menyebut nama gadis itu.

Kyuhyun membentuk kerutan tipis pertanda curiga pada dahinya. “Maksudmu, kau mencarinya?”

“Hanya saja… tidak biasanya kalian terpisah… seperti ini,” ucap Kikwang tergagap hingga Kyuhyun dan Rin Hyo menatapnya heran. Kikwang mengarahkan bola matanya menuju Kyuhyun dan Rin Hyo bergantian. Karena dirinya pun tidak mengerti alasan mengapa ia mendadak merasa gugup.

“Ji Eun sedang beristirahat di UKS. Wae?”

“Kau sudah makan? Aku kenyang sekali. Mau ramyun?” tawar Kikwang sambil menyodorkan makanan itu pada Kyuhyun.

Seakan mengerti sikap aneh Kikwang, Kyuhyun refleks menahan bahu Kikwang yang hendak bangun dari duduknya. Namun dengan segera Kikwang menyingkirkan tangan Kyuhyun dengan gerak pelan sebab ia tidak ingin memulai pertengkaran. Sebelum beranjak melangkah, Kikwang berkata, “Tenanglah saja. Menurutmu apa yang biasanya ingin seseorang lakukan ketika mereka kekenyangan?”

Sepeninggalan Kikwang, Kyuhyun beralih menatap Rin Hyo yang masih sibuk menghabiskan makanannya. Sedangkan Rin Hyo sesekali melirik Kyuhyun yang tak kunjung menjauh darinya dalam diam. Merasa risih akan keberadaan Kyuhyun, Rin Hyo sedikit mendongak menusuk lelaki yang tak bergeming itu dengan tatapan tajamnya kemudian berucap tegas, “Kau, atau aku yang pergi,” tanyanya yang lebih terdengar seperti kalimat perintah.

Seakan tidak mendengar, Kyuhyun masih menatap Rin Hyo lekat tanpa bergerak sedikitpun. Membuat Rin Hyo segera angkat kaki meninggalkan tempat itu. Namun tatapan ganjil yang ditujukan oleh setiap siswa yang berpapasan dengannya menyebabkan langkah gadis itu terhenti. Bertanya-tanya mengapa mereka memandangnya seakan terdapat sesuatu aneh dalam dirinya.

Rin Hyo memeriksa jas almamater serta seragamnya. Namun itu semakin membuatnya bingung karena tidak ada hal janggal apapun yang ia temukan. Tangannya tergerak mengambil ponselnya, bercermin mencermati wajahnya menggunakan layar benda itu tapi lagi-lagi hanya membuatnya semakin terheran.

“Sebenarnya apa yang mereka lihat?” gumamnya. Tanpa sengaja, layar ponselnya menangkap seorang lelaki berdiri tak jauh namun juga tidak terlalu dekat di belakangnya membuat gadis itu mendesah sebal. Kemudian berbalik mendapati langsung Cho Kyuhyun yang berdiri dengan sebelah tangan tersembunyi dalam saku. “Apa yang kau lakukan?!” sengit Rin Hyo.

“Tentu saja mengikutimu.”

“Untuk apa mengikutiku?”

“Karena aku ingin.”

Ucapan datar Kyuhyun membuat Rin Hyo semakin frustasi. “Pergilah! Tidak ada gunanya kau mengikutiku,” titahnya lalu melanjutkan langkahnya. Setelah mengambil beberapa jangkah kakinya, keadaan yang tetap tidak berubah memicu gadis itu untuk menolehkan kepalanya memastikan kembali. “Bodoh!” sungutnya geram karena sosok Kyuhyun tidak juga menghilang.

“Beraninya dia mengatai Kyuhyun bodoh. Dasar tidak tahu malu.”

Rin Hyo memandang nyalang sekumpulan gadis yang tengah berkumpul tak jauh dari tempatnya berdiri setelah mendengar sayup-sayup pembicaraan dengki mengenai dirinya. “Diam kau!”

***

Lee Kikwang memasuki ruangan bertuliskan UKS terpampang pada pintu. Menghampiri petugas UKS guna menanyakan sesuatu sebelum mendatangi salah satu bilik yang tertutup tirai krem.

Pada awalnya Kikwang hanya sedikit mengintip bilik itu dan menemukan tubuh Ji Eun tengah berbaring di atas ranjang putih. Entah untuk apa Kikwang menghela napas. Lalu semakin mendekat perlahan. Mengamati wajah pucat gadis itu membuatnya menyentuh kening Ji Eun menggunakan punggung tangannya begitu saja. Demam, itulah yang dapat ia simpulkan.

Kikwang bergerak keluar menuju koperasi sekolah. Membeli dua kotak tissue basah non alkohol dan meminta obat demam pada petugas UKS sebelum kembali menemui Ji Eun yang masih terpejam. Dengan telaten Kikwang mengompres dahi serta sisi samping leher Ji Eun menggunakan tissue itu. Membolak-balik lembar basah itu pula setiap beberapa menit.

Disela waktu menunggu, Kikwang tersenyum tipis seraya menggeleng pelan. Menyadari bahwa seorang gadis sekeras Ji Eun ternyata mampu jatuh sakit juga. Namun disaat yang bersamaan ia juga tersadar mengapa dirinya melakukan hal ini pada Ji Eun. Bagaimana bisa tanpa pikir panjang dirinya menemui gadis yang ia tahu tidak terlalu dekat dengannya begitu saja?

Setelah dirasa cukup, Kikwang mengambil tissue dan menyeka dahi serta leher Ji Eun yang masih terasa basah karena tissue, sekalian memastikan bahwa suhu tubuh gadis itu sedikit menurun.

Kikwang bangkit berdiri, mengakibatkan kursi yang sebelumnya ia duduki terdengar mendecit. Dengan cepat Kikwang menolehkan kepalanya mengarah pada Ji Eun kemudian lekas pergi setelah mendapati kedua kelopak mata gadis itu terlihat bergerak-gerak.

Hanya tenggang sedetik setelah lenyapnya sosok Kikwang, Ji Eun membuka mata. Pening di kepalanya tidak separah sebelumnya. Beranggapan bahwa itu adalah buah hasil setelah mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Gadis itu mengernyit dikala menemukan dua bungkus tissue basah dan sekaplet obat pereda demam tergeletak diatas nakas kecil disampingnya. Tangannya meraba ketiga benda itu. Satu diantara kedua bungkus tissue masih memiliki beberapa lembar isi didalamnya. Ia mengecek dahinya yang masih terasa anyep, mungkinkah orang itu menggunakan tissue itu untuk mengompresnya? Tapi siapa?

***

“Sebenarnya apa maumu? Menjauhlah! Aku tidak suka menjadi pusat perhatian karenamu!”

“Itu karena kau belum memberikan jawaban padaku.”

Rin Hyo menatap Kyuhyun sinis bersamaan senyuman miringnya terbentuk. “Kau ingin jawaban apa dariku?”

Pandangan Kyuhyun berubah penuh ketidak mengertian. “Apa maksudmu?”

“Seharusnya akulah yang menanyakan apa maksud dari semua sikapmu!”

Kyuhyun meraih lengan Rin Hyo yang hendak melarikan diri untuk yang kesekian kali darinya. Kini mereka telah berada dalam taman yang biasa Rin Hyo gunakan selama menghabiskan waktu istirahatnya membaca novel.

“Lebih baik jelaskan pelan-pelan, Sam Rin Hyo,” ujar Kyuhyun tenang. Berbeda dengan Rin Hyo yang deru napasnya memburu tak karuan.

“Disini, tepat di tempat ini. Bagaimana bisa kau melupakannya? Bukan aku yang belum memberikan jawaban padamu tapi kaulah yang tidak menganggapku. Kau hanya sibuk dengan prasangkamu hingga tak menghiraukan aku yang menyatakan perasaanku.”

“Bukan begitu, Rin—“

“Apa? Apakah ternyata kau tidak mendengarku kemarin dan itulah yang membuatmu berpikir bahwa aku belum juga memberi jawaban padamu sampai saat ini? Kau kira seistimewa apa dirimu hingga membuatku mengotori kedua lututku hanya karena meratapimu? Kau sadar betapa menyesalnya aku sejak saat itu?!”

Kyuhyun tercengang tak mampu berkata apa-apa. Rin Hyo menangis hingga berlutut, benarkah itu? Seharusnya ia berbalik walau setidaknya sekali saat itu. Begitu bodohnya ia karena dirinyalah yang menyebabkan Rin Hyo menjadi serapuh itu.

“Bahkan kau lebih memilih Shin Ji Eun dan sama sekali tidak mempedulikan aku. Apa yang sebenarnya kau inginkan? Apa yang sebenarnya kau harapkan? Kau kira dunia akan mengakui kehebatanmu setelah kau berhasil mempermainkan wanita? Sungguh memuakkan, Kyu!”

Kedua mata Kyuhyun sontak melebar mendengar tudingan penuh emosi Rin Hyo. “Kau sedang membicarakan kejadian tadi pagi? Itu karena ada yang perlu kubicarakan dengannya maka dari itu aku mengubah langkahku menghampirinya. Tapi, mempermainkan wanita? Apa maksudmu, Hyo?! Aku tidak sedang mempermainkanmu.”

Rin Hyo melepas kasar lengannya dari genggaman Kyuhyun. “Sudahlah lupakan saja. Bukankah kau sangat ahli dalam hal lupa melupakan?”

Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi sembari menghela napas penuh kekesalan setelah Rin Hyo melenggang semakin jauh darinya. Sebenarnya apa yang menjadi inti dari ucapan gadis itu? Benarkah Rin Hyo juga menyukainya? Namun mengapa Rin Hyo dan Kikwang saat itu berciuman?

Apa yang harus ia lakukan? Dirinya telah terlanjur membuat Rin Hyo muak padanya. Haruskah ia perlahan menjauh dari gadis itu? Tapi, mampukah ia?

Segala aspek pro dan kontra membanjiri pikiran Kyuhyun. Hingga sampai pada pertanyaan mengenai bagaimana jika dirinya dan Shin Ji Eun benar-benar dijodohkan? Tak sanggup Kyuhyun membayangkan hal itu benar terjadi.

***

Merasa tubuhnya semakin membaik juga semakin bosan berada dalam suasana monoton dalam UKS, Ji Eun memutuskan untuk mengikuti jam pelajaran selanjutnya. Berjalan menuju loker siswa terasa begitu melelahkan hari ini. Ditengah mempersiapkan bukunya, Ji Eun mendengar tapak kaki perlahan bertambah mendekat.

“Jangan memaksakan diri jika keadaanmu masih lemas.”

Ji Eun berpaling menuju arah suara itu dengan cepat. Sepertinya seorang lelaki yang baru saja melewatinya lah yang mengatakan itu. Lee Kikwang, mudah sekali mengenali postur tubuhnya walau Ji Eun hanya memandangnya dari belakang. “Darimana dia tahu? Aneh sekali.”

Sementara Kikwang sedikit berbalik setelah berjarak jauh dari tempat Ji Eun. Sebenarnya ia ingin menanyakan keadaan gadis itu jika saja Kyuhyun tidak melarangnya muncul di hadapan Ji Eun.

Kembali pada Shin Ji Eun, ia menghentikan langkahnya yang hendak menuju kelas. Mendapati raut wajah kusut serta sorot pandang kosong milik Rin Hyo yang tidak sengaja bertatap muka dengannya namun tidak menyadari keberadaannya. Mengetahui rendahnya tingkat konsenterasi Rin Hyo, Ji Eun sengaja mengulurkan sebelah kakinya. Dan seperti yang ia duga, Rin Hyo terjatuh tersandung karenanya. “YA!” pekik Rin Hyo dan segera bangun menatap Ji Eun tak terima.

“Kenapa kau selalu mencari masalah denganku, hah?!”

Menanggapi amarah Rin Hyo, Ji Eun terkekeh ringan. “Selalu mencari masalah? Memangnya hal menjengkelkan apa yang sering kulakukan padamu? Apa kau memiliki dendam padaku?”

“Sudahlah. Tiada gunanya berbicara pada orang gila sepertimu!” bentak Rin Hyo semakin membuat Ji Eun tergelak.

“Orang gila? Begitukah? Karena manusia normal tidak akan sudi berteman dengan orang gila, maka mereka akan bersama orang yang sama gilanya. Dan itu artinya kau menyukai orang gila, Sam Rin Hyo.”

Rin Hyo terdiam, ucapan Ji Eun mengundang pertanyaan. “Apa maksudmu?”

“Karena aku gila, maka Cho Kyuhyun pun juga gila. Karena kau menyukainya jadi kau menyukai orang gila. Bukankah nantinya kau juga akan menjadi gila? Jadi tarik kembali ucapanmu menyebutku orang gila!”

Rin Hyo menatap Ji Eun tak percaya. Jadi selama ini Ji Eun mengetahui perihal dirinya menyukai sahabat gadis itu? Tidak mungkin, batin Rin Hyo.

“Masih memikirkan pembelaan diri untuk mengelak?” tuduh Ji Eun pada Rin Hyo yang masih tak bergeming.

“Untuk apa aku mengelak jika hal itu memanglah tidak benar.”

Ji Eun mendecih kecil sembari menujukan tatapan datarnya pada Rin Hyo. “Sepertinya kau perlu disadarkan. Asal kau tahu saja, Cho Kyuhyun memang bukanlah soju ataupun wine yang memabukkan. Namun walau begitu pada kenyataannya dia mampu membuatmu kehilangan kesadaran bahkan mungkin juga akal sehatmu. Dengan begitu kau masih saja berusaha mengelak tidak mengakuinya padaku?”

Sejenak Rin Hyo terperangah. Bagaimana mungkin Ji Eun mengetahuinya dengan baik? Namun segera ia menyadarkan dirinya agar Ji Eun tidak semakin mencurigainya. “Dasar! Apakah semua orang gila gemar meracau tak bermakna sepertimu?” balas Rin Hyo membuat Ji Eun mendecak kesal dan segera berjalan pergi.

Tubuh Rin Hyo tetap membatu. Tidak bergerak se-inchi pun. Bila Shin Ji Eun memang mengetahuinya, mengapa Cho Kyuhyun masih juga meragukannya?

***

“Apa yang kau lakukan pada Sam Rin Hyo?”

Kyuhyun yang semula sibuk melamunkan sesuatu terlonjak kaget karena kedatangan Ji Eun tiba-tiba. “Kenapa kau disini? Kembalilah ke UKS.”

“Kau tidak suka jika aku sembuh lebih awal? Kalau begitu untuk apa mengompresku tadi,” sungut Ji Eun kesal.

Jauh dari perkiraan Ji Eun, Kyuhyun lebih menunjukkan keterkejutan. “Mengompresmu? Maksudmu?”

“Jadi bukan kau? Yang mengompres dahi dan leherku dengan tissue basah itu. Benar bukan kau, Kyu?”

Sepasang sahabat itu mengerutkan dahi mereka bersamaan. Kyuhyun menatap panik Ji Eun yang memandang menerawang jauh. “Kau yakin tidak ada sesuatu yang orang asing itu berikan untukmu?”

“Ah benar. Tadi dia meninggalkan ini di nakas itu,” ucap Ji Eun seraya mengeluarkan sekaplet obat dari dalam saku jas almamaternya.

“Obat pereda demam?”

Ji Eun mengangguk polos. “Bukankah itu berarti dia adalah orang yang baik? Padahal belum sempat aku mengucap terimakasih padanya, dia menghilang lebih dulu. Kau memberitahu seseorang atau siapapun ketika aku berada di UKS?”

Kyuhyun mengingat sejenak, bola matanya terarah keatas. “Kikwang? Rin Hyo juga pasti mendengarnya.”

Kedua mata Ji Eun sontak melebar. Teringat sikap aneh Kikwang sesaat lalu. “Tidak mungkin jika itu Rin Hyo. Mungkinkah Kikwang…” terka Ji Eun penasaran.

“Mengapa kau yakin bila orang itu bukanlah Rin Hyo?”

Menemukan raut lesu yang tiba-tiba terpasang pada wajah Kyuhyun begitu menyebut nama Rin Hyo menyebabkan Ji Eun tersenyum simpul. “Jangan terus mengalihkan pembicaraan. Jawablah pertanyaanku awal tadi.”

“Pertanyaan apa?”

Aigoo, musibah apa yang baru saja menerpa kalian berdua hingga berubah bagaikan orang bodoh yang terpisah dengan otaknya? Kemana larinya kesadaran kalian? Omo, menyedihkan sekali,” ejek Ji Eun seraya menyendekapkan kedua tangannya. Sedangkan tatapan Kyuhyun berubah malas, “Sebenarnya apa yang kau bicarakan?”

***

Lee Kikwang menepikan lalu menghentikan mobilnya. Seperti biasa pada jam larut malam semacam ini adalah waktu yang tepat untuk menikmati sepi dan tenangnya suasana Sungai Han. Menyegarkan isi pikiran yang tertumpuk sepanjang hari ini.

Ternyata Kikwang tidak sendirian. Terlihat seorang gadis tengah duduk di kursi panjang yang biasa menjadi favorit Kikwang. Menyadari sosok itu terasa familiar, Kikwang pun mendekatinya. Mengesampingkan cegahan Kyuhyun untuk menghindari gadis itu.

“Kau disini lagi?”

Tubuh gadis itu yang semula diam tak bergerak tampak sedikit berjengit. Kemudian memandang Kikwang lama sebelum mengatakan, “Eo,” seraya mengangguk  sekali. Kikwang duduk disamping gadis itu, ia menghela napas kasar lalu menatap lekat gadis itu yang tak lain adalah Shin Ji Eun.

“Kenapa kau pergi kemari lagi? Memangnya kau sudah sempurna sembuh? Setelah mengalami demam seperti itu kenapa kau malah berkunjung kesini selarut ini? Apakah appa mu tidak mengetahui bahwa sebenarnya kau sedang sakit? Apa—“

Ucapan Kikwang tersendat karena tangan Ji Eun yang mengenakan sarung tangan merah menutupi mulutnya. “Kenapa kau selalu memiliki terlalu banyak pertanyaan?”

Shin Ji Eun berhasil membuat Kikwang terdiam. Tidak lagi mengatakan seucap alphabet pun. Namun sangat berbanding terbalik dengan degupan jantung Kikwang yang mendadak berdentum keras. Sikap melunak Ji Eun mampu memompa lebih cepat pusat tubuh Kikwang itu begitu saja. Perasaan apa ini? Apakah ia benar-benar jatuh cinta kali ini?

.

-To be Continued-

67 thoughts on “Nothing Impossible 6

  1. annyeong…saya kmbali. .entahlah thor gw kok benci sosok sham rihyo ya thor…ksannya tuh sok bnget…hilangkan tokoh sam rihyo donk thor…biar ji eun ama kyuhyun…buat cinta segitiga aja…tuh sam rihyo buang aja ke laut hehe…thanks thor…next part…

  2. Annyeong….aku reader baru…loncat ke part 6…soalnya ada di depan…hehe…ijin baca part yang lain ya…soalnya sepertinya ceritanya menarik…

  3. Akhirnyaa muncul juga lnjutannya thor..
    Sbnarnya apa yg buat rin hyo muak sama kyu???masalah prjodohan ituu???
    Ehemm ehemm kikwang mulai ada rasa sm jieun..
    Jieun kok kejam bgt sm rin hyo gra2 kikwang lebih ska sma diaa.. huhuuu

  4. Ayo dongg kikwang ah, cepatlah menyadari perasaanmu, sebelum ji eun dan kyuhyun dijodohkan 😁
    Ehm, hyo dan kyuhyun sebenarnya masalahnya komunikasi, butuh kyuhyo moment deh kayaknya 😁

    Eh jieun sebenarnya mendukung kyuhyun dan hyo bersatu gak sih ? Yo weslah, daripada banyak bertanya mending tungguin part selanjutnya ajaa 😊😊

  5. hmmm…. gengsinya masih pada gede2 sih
    jd masih gag mau ngakuin prsaannya..
    ayolahh kikwang..cpetan sadar kalo dirimu suka sm ji eun 😀

  6. ehehe penasaran sama cerita ini malah jadi baca chapter ini dulu hahahah balik ke chapter 1 dulu lah yah biar ngerti jalan ceritanya hahah

  7. Hai kaa , aku geram sama rin hyo .. ish .. kesel sendiri jadinya bacanyaaaaa .. Yaampun cepet cepet nyatu dongitu ber 4 jangan sampe kyu sama ji eun .. di tunggu kelanjutannya mangatseuuu^^

  8. Rinhyo harus ma kyuhyun walopun ad konflik dikit gpp lah yang penting mrka bersatu..aq pendukung setia rinhyo kyuhyun..!!!!yeay. Don’t break my heart again ya thor,please!!!!

  9. ada masalah apa sihhh sama jieun aku sama bingung hahahaha penasaaaaaraaaaann lanjutaannyaaa omg kenapa jd gini. Kenapa kyuhyun jd lemah begitu kenapa rinhyo jadi galak sensitif begitu hahaha pada akhirnya mereka menyatu semua nantinya haaa senennggg ga sabarrrrrrrrr. Lika likunya harus lebih banyak biar tambah gemes wkwkwkw lanjuuuuuttt

  10. Akuu ga ngerti sma jalan pikiran mreka…
    Terutama Kyuhyun dan Ji eun.. Kyuhyun udh dpet jawaban kan dri Rin hyo sbelumnya, tapi knpa dia bilang ga dpet jawaban? Jawaban sperti apa lg yg mau didenger?
    Bukankah udh jelas-jelas Rin hyo nerima kyuhyun? Tpi kyuhyun malah ngelak bilang Rin hyo kalut…. Ckkck salut deh sma kyuhyun

    Dan jugga Ji eun, ga seharusnya dia melimpahkan kesalahan ke Rin hyo, emangnya Rin hyo yg nyuruh kikwang nyatain perasaannya ke dia? Cuma kikwang ajaa yg ceplas ceplos tnpa mengenali mana rasa syg sahabat dan mana rasa cinta untuk seorang gadis …

    Rin Hyo sma Kyuhyun momentnya bnyakin yah thor, kurang alnya…
    Lagian kyuhyun rada lemot disini, perjuangin Rin hyo, bukannya bengong hnya bisa natap ajaa -_-

  11. yess akhirnya kikwang sadar lahi, ah elu lemot amat sih kikwang sadarnya-_-
    oke kak buat mereka semua bersatu tanpa ada kesalah fahaman lagi oke?

  12. Aku rasa, Karna kyu pernah liat rin hyo dan kikwang kissing,. Makanya ia merasa klu rin hyo tak punya perasaan apa apa padanya,.
    Salah paham lagi..

  13. iya iyaaaa!!
    km jatuh cinta sama jieun gikwangggg
    apakah memang sesulit itu mengetahui kita mencintainya atau tidak?

    ini sebenarnya intinya hanya perlu komunikasi, bagaimanapun mereka hanya perlu terbuka satu sama lainnya
    dengan begitu aku yakin pasti mereka dapat bersatu dengan pasangan masing”
    kyu sama rinhyo
    gikwang sama jieun

  14. kenapa sama perasaan sendiri ga peka, sama perasaan orang bisa ngeliat jelas aigoo.

    Emang kalo udh kenal cinta semua akan menjadi bodoh,

    hoi..hoi

  15. disini tuh klo mau di slhin ya semua’a krna mlihat dri sudut pndang msng” gk mlihat dr sdut pndang orng lain mka”a th slh pham gk klar” yg ada bkin tmbh ruyem

  16. Kikwang hayoo donkkk sadar bebb.. klo ga sadar2 tar ji eunny kburu ke amrik ato ga mlah jd dijodohin ama kyu… kyu juga ayoo donkk lebih smgt.. taklukin rinhyo.. minta maap dan jelasin jg ttg ji eun ke rin hyo kyu!!

  17. aku cuma berharap smoga kyuhyun dan ji eun tdk dijodohkan..
    Kasihan rin hyo, dia merasa dipermainkan oleh kyuhyun..
    Kikwang udah jatuh cinta thu am ji eun

  18. Rasakan tuh kyu, gimana rasanya diperlakukan dingin sama orang yg dicinta wkwk, dulu rinhyo ngerasain itu. Aku suka sama penggambaran tokohnya. Dan konfliknya juga seru, bikin aku kesel sendiri karena kesalahpahaman ini hahahaha…

  19. Jgn dijodohin dong!
    Nanti gimana nasib kikwang ama rinhyo?? 😦
    kyu knp bingung sih? Rinhyo kan udah ngomong jelas perasaan dia..
    Kikwang juga knp masih bingung? Udah jelas kok kalo dia suka jieun..
    Sorry ya thor marah-marah gini..
    Abis authornya pinter bgt mainin emosi pembacanya..
    Author daebak lah!

  20. Sebernya dcni yg gg peka tuch cp sichh,,,rinhyo,,,kyu,,,jieun,,,kikwang,,,sebenrnya merekaa tuchh punyaa prasaan msing”,,,tpi mreka trllu berbelit belit buat ngungkapinnya,,,
    kyu cinta ma rinhyo tpi dia juga gg bisa mengbaikan jieun krna emank shbatan,,,tpi pasti rinhyo skit hti liay orang yg d cintai lbih milih shabatnya d bnding dia,,,kikwang cinta ma jieun tpi trllu bertele tele buat ngungkapinnya,,,jieun juga trllu gengsi buat ngungkapin dluan krna liat kikwang nyium rinhyo waktu tu,,,bner” complicatedd bgtt,,,

  21. aih si kyu plin plan kan dia yg bilang ke rin hyo suruh mantepin dulu hatnya eh kok sekarang kok dia yg ngejar ngejar rin hyo minta jawabannya. ya pantes lah rin hyo jengkel sama kyuhyun… dan sepertinya kikwang dah sadar kl dia suka sama ji eun…

  22. Gak tau kenapa suka aja sama karakter ji eun sama rin hyo di sini.. 😀

    gengsi tapi cinta..
    ayoo lah kikwang lebih cepet sadar sama perasaanya..biar ji eun gak sensi lagi.. (y)

    Langang ke next part deh yaa eonni.. makin penasaran soalnya.. 😀

  23. yes,that’s love. ya ampun kikwang nyadari perasaannya lama amat. tambah rumit aja kyuhyun sama rinhyo. moga part sewlanjutnya mereka dah baikan dan jadian. amiiiinnnn…………..
    (doa apa ini?)wkwkwkwk………

  24. Setelah cukup membuat kekacauan barukah kikwang nyadar sekrng???
    Huhh….
    Koqq malah hubungan kyu n rin inii berantakan yahhh…
    Yahh slah kyuu jugaa sebelumbyaa kta2nyaa ckuo kasarr…

  25. Ji eun itu sedikit egois sih, dia kan tau jelas2 kyuhyun sm rin hyo itu sama2 suka jd pleaseee jgn buat hubungan mereka makin jauh dong, trs jg kyuhyun, ngerti sih klo udah sahabatan lama sama ji eun tp tetep aja dia harus milih berat kemana perasaannya krn semua cewe secinta apapun tetep aja ga akan mau ngebagi perhatian cowo yg dia suka

Leave a reply to ipus Cancel reply